Pages

Jumat, 22 Januari 2021

HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN DI BUMI

Hidrosfer berasal dari kata hydro yang berarti air dan sphaira yang berarti lapisan. Jadi, hidrosfer berarti lapisan air yang mengelilingi bumi berupa sungai, danau, rawa, gletser, air tanah, hujan, samudera, dan laut. Bagian terbesar hidrosfer merupakan samudera dan laut. Perbandingan antara luas perairan dan daratan adalah 72 : 26. Jadi, dapat dikatakan bahwa luas perairan di bumi 2,5 kali luas daratan. Luas perairan yang hampir tiga per empat menutupi daratan bumi itu jumlahnya tetap, tetapi bentuknya saja yang selalu berubah-ubah karena mengalami siklus air.

IDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR UTAMA SIKLUS HIDROLOGI


Siklus hidrologi, yaitu gerakan dari laut ke atmosfer, dari atmosfer ke tanah, dan dari tanah kembali ke laut. Air naik ke udara dari permukaan laut atau dari daerah melalui penguapan. Siklus air dibedakan menjadi tiga macam, yaitu siklus kecil, sedang, dan panjang.

1. Siklus Kecil

Karena pemanasan matahari, terjadi penguapan air laut yang berkumpul menjadi awan. Pada ketinggian tertentu karena kondensasi terjadi titik- titik air yang berkumpul semakin lama semakin besar volumnya, kemudian jatuh sebagai hujan. Selanjutnya air kembali ke laut.

2. Siklus Sedang

Mula-mula terjadi penguapan air laut sehingga terbentuk awan. Awan terbawa oleh angin ke daratan dan terjadi kondensasi. Karena kondensasi akhirnya awan jatuh sebagai hujan. Sebelum kembali ke laut, air hujan tersebut masuk ke dalam tanah, selokan-selokan, terus mengalir ke sungai- sungai, dan kembali ke laut.

3. Siklus Panjang

Prosesnya sama dengan siklus sedang. Hanya setelah terjadi kondensasi, titik-titik air terbawa angin ke tempat yang lebih tinggi sehingga menjadi kristal-kristal es. Kristal-kristal es tersebut masih terbawa angin ke puncak gunung kemudian jatuh sebagai salju, terjadi gletser, mengalir ke sungai, dan akhirnya kembali ke laut.

 

 

Terjadinya siklus hidrologi didukung proses-proses sebagai berikut.

  • Evaporasi, yaitu penguapan dari benda-benda abiotik dan merupakan proses perubahan wujud air menjadi gas. Penguapan di bumi paling besar berasal dari penguapan air laut.
  • Transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui mulut daun dan batangnya.
  • Evapotranspirasi, yaitu proses evaporasi dan transpirasi secara bersama-sama.
  • Kondensasi, yaitu proses perubahan wujud dari uap air menjadi titik- titik air yang disebabkan pendinginan.
  • Adveksi, yaitu transportasi air pada pergerakan horizontal seperti dalam transportasi panas dan uap air dari satu tempat ke tempat lain.
  • Presipitasi, yaitu segala bentuk curahan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan, hujan es, dan hujan salju. Presipitasi yang langsung jatuh ke laut sekitar 77% dari seluruh presipitasi. Daerah yang banyak mengalami presipitasi, yaitu sepanjang ekuator yang sering mengalami Daerah Konvergensi Antar-Tropik (DKAT). Presipitasi yang jatuh ke tanah sebagian dialirkan melalui sungai dan diserap oleh tanah.
  • Run off, yaitu pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui aliran selokan, kanal, sungai, dan anak sungainya.
  • Infiltrasi, yaitu perembesan dan pergerakan air ke dalam tanah.

 

IDENTIFIKASI BERBAGAI JENIS PERAIRAN

1. Sungai

  • Pola sungai di Indonesia mempunyai sifat yang berbeda dengan sungai yang terdapat di negara lain. Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.
  • Sungainya sungai hujan; pada musim penghujan volum air besar dan pada musim kemarau kecil.
  • Banyak mengandung lumpur karena terdapat di daerah tropis yang banyak hujan.
  • Sungai di Pulau Jawa alirannya deras, sungainya pendek, daya erosi besar, banyak mengangkut hasil erosi, dan tidak berfungsi untuk lalu lintas air.
  • Sungai di Sumatera dan Kalimantan alirannya tenang, sungainya panjang, daya erosi kecil, dan muara sungai berbentuk estuarium (corong).


Jenis-jenis Sungai 

Sungai dibedakan berdasarkan sebagai berikut.

       Menurut Sumber Airnya

        Sungai gletser, yaitu sungai yang airnya berasal dari salju yang mencair.

                Contoh: bagian hulu Sungai Memberamo (Irian)

Sungai hujan, yaitu sungai yang mendapatkan air dari hujan. Sebagian besar    sungai-sungai di Indonesia adalah sungai hujan.

Sungai campuran, yaitu sungai gletser yang alirannya mendapat campuran air       hujan.

        Contoh: bagian hilir Sungai Memberamo dan Sungai Digul.

        Menurut Kesinambungan Aliran Airnya

Sungai episodik adalah sungai yang airnya tetap mengalir sepanjang tahun, antara lain terdapat di Sumatera, Kalimantan, dan Irian (Papua).

Sungai periodik adalah sungai yang hanya berair pada musim penghujan. Sungai ini banyak terdapat di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara.

       Menurut Struktur Lapisan Batuan Tempat Mengalirnya Air

  • Sungai konsekuen adalah sungai yang mengalir searah dengan                        kemiringan batuan daerah yang dilaluinya.
  • Sungai subsekuen adalah sungai yang mengalir tegak lurus pada                    sungai konsekuen.
  • Sungai obsekuen adalah sungai yang alirannya berlawanan dengan               kemiringan lapisan batuan daerah itu, merupakan anak sungai                        subsekuen.
  • ungai resekuen adalah sungai yang alirannya ke bawah, arahnya                     sama dengan sungai konsekuen yang asli.
  • Sungai anteseden adalah sungai yang dapat mengimbangi pengangkatan daerah yang dilaluinya. Setiap terjadi pengangkatan, sungai tersebut berhasil mengikisnya.
  • Sungai superimposed adalah sungai yang mengalir di atas batuan kristalin pada batuan sedimen yang datar atau di atas formasi aluvial.
  • Sungai anaklinal adalah sungai anteseden yang mengalir di permukaan, kemudian diangkat miring berlawanan dengan arah alirannya.
  • Sungai reserved adalah sungai anaklinal yang sudah berubah arah alirannya untuk mendapatkan kondisi semula.
  • Sungai epirogenesa adalah sungai yang terus-menerus mengikis batuan yang dilaluinya sehingga mencapai batuan induk daerah yang dilalui.




Pola Aliran Sungai

Pola aliran sungai dipengaruhi oleh struktur geologi dan permukaan daerah yang dilalui. Macam pola aliran sungai sebagai berikut.

Radial adalah pola aliran sungai menyebar (sentripetal) yang terletak di daerah dataran tinggi.

Pinante adalah pola aliran sungai yang muara anak sungainya berbentuk sudut lancip.

Anular adalah pola aliran sungai semula radial sentrifugal, kemudian timbul sungai-sungai subsekuen yang sejajar kontur. Biasanya terdapat di daerah dome stadium dewasa.

Dendritik merupakan pola sungai yang arah alirannya tidak teratur biasanya terdapat di daerah pantai.

Rectangular merupakan pola sungai yang aliran sungainya melalui daerah patahan yang membentuk sudut siku-siku.

Trellis adalah pola aliran sungai yang menyirip daun dan mempunyai kombinasi antara sungai resekuen, obsekuen, dan konsekuen.

 

 


Menjelaskan Kualitas Fisik Air Sungai

Kualitas air ditentukan oleh konsentrasi bahan kimia yang terlarut dalam air. Permasalahan kualitas air dapat ditimbulkan oleh proses alamiah maupun akibat ulah manusia. Misalnya, pencemaran air akibat limbah industri, rumah tangga, pertanian, buangan minyak, dan tingginya kadar muatan tersuspensi karena erosi.

Kualitas air sungai di Pulau Jawa, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Tangerang, dan Surabaya cenderung menurun. Penurunan kualitas air sungai dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan kadar parameter tertentu seperti kadar pH, kebutuhan oksigen biologi (BOD), dan kebutuhan oksigen kimiawi (COD). Parameter BOD dan COD sungai-sungai seluruh provinsi di Pulau Jawa yang telah melampaui baku mutu yang ditetapkan, di antaranya Sungai Ciliwung, Citarum, Kaligarang, Bengawan Solo, dan Kali Surabaya.

Kekeruhan air pada sungai-sungai di Pulau Jawa umumnya menunjukkan tingkat yang cukup tinggi. Taksiran jumlah lumpur yang dibawa sungai di Pulau Jawa dapat mencapai 25 ton per tahun. Hal ini menandakan bahwa erosi tanah telah terjadi di bagian hulu.

Kualitas air untuk kebutuhan hidup harus memenuhi kesehatan, khususnya untuk air minum. Syarat-syarat air untuk air minum, yaitu harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak ada kandungan zat organik yang menimbukan penyakit. Pengambilan air sungai langsung untuk air minum berbahaya. Air sungai untuk keperluan air minum harus diolah dulu lewat pembersihan dan penyaringan yang dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air Minum).

Pemanfaatan Sungai untuk Berbagai Keperluan

Sungai dapat dimanfaatkan sebagai sarana:

- irigasi/pengairan sawah-sawah,

- pembangkit tenaga listrik (PLTA),

- lalu lintas air,

- budi daya perikanan darat, dan

- rekreasi dan olahraga air.






Menjelaskan Proses dan Hasil Kerja Sungai

Erosi, yaitu proses terlepasnya material dari batuan yang disebabkan faktor-faktor eksogen (air dan angin).

Erosi dapat terjadi karena faktor-faktor sebagai berikut.

Material yang diangkut dalam aliran sungai membentuk dan memukul material lain yang dilaluinya sehingga terjadi pengikisan.

Jika arus aliran sungai semakin besar maka erosinya juga semakin besar Proses sedimentasi, yaitu proses terlepasnya material yang berasal dari batuan induk yang dipindahkan oleh aliran sungai kemudian diendapkan

lagi di tempat lain. Endapan yang dihasilkan proses sedimentasi berlapis- lapis. Tebal tipisnya lapisan hasil sedimentasi tergantung dari banyak sedikitnya bahan yang diangkut.

Proses sedimentasi pada aliran sungai disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut.

Berkurangnya Kecepatan Aliran

Hal ini disebabkan oleh:

1) perubahan aliran dari daerah yang mempunyai gradien tinggi,

2) bertambahnya belokan-belokan sungai, dan

3) terbentuknya delta dan perluasan dari suatu anak sungai.

b. Mengecilnya Aliran

Hal ini disebabkan oleh:

1) pada waktu banjir, aliran sungai melebar dan meluap, dan

2) pada waktu sungai meninggalkan lembah-lembah pegunungan yang sempit dan mencapai lembah sungai yang lebar.

c. Berkurangnya Volume Air

Hal ini disebabkan oleh:

1) adanya perubahan iklim setempat,

2) adanya pemenggalan alam maupun buatan,

3) peresapan air ke dalam tanah, dan

4) adanya penguapan yang besar.

Berhentinya Aliran

Hal ini disebabkan oleh:

1) mencapai danau atau laut dan

2) mencapai tempat-tempat yang airnya menggenang.


Adanya Penghalang-penghalang Aliran Sungai

Macam-macam endapan yang terjadi pada aliran sungai sebagai berikut.

Dataran banjir (floodplain), yaitu endapan pada dasar sungai, di mana sungai tersebut sudah mencapai stadium dewasa.

Kerucut aluvial, terjadi karena kurangnya daya angkut yang disebabkan oleh perubahan gradien.

Gosong sungai, terjadi pada sungai yang telah mengalami gradasi pada akhir musim hujan.

Kipas aluvial (aluvial fan), terjadi karena sungai mengalami perubahan gradien, dari daerah pegunungan tiba-tiba mencapai dataran rendah.

Gosong delta, ialah endapan yang dibentuk oleh anak sungai pada waktu bertemu dengan induk sungai.

Gosong meander, merupakan endapan yang berupa gisik, yang terbentuk dari bagian dalam dari meander, garis-garis endapannya disebut scroll.

Tanggul alam, ialah pengendapan yang terjadi pada tepian sungai.

Endapan sungai liar, yaitu endapan pada sungai yang alirannya berpindah-pindah dan tidak tetap.

Delta, ialah endapan-endapan yang terbentuk pada sungai yang mencapai base level.


2. Danau dan Rawa Serta Pemanfaatannya Membedakan Danau dan Rawa

Danau, yaitu cekungan atau kubangan di permukaan bumi yang terisi

air. Danau mendapat air dari sungai, curah hujan, mata air, dan air tanah, sedangkan pengaliran danau dapat terjadi karena penguapan, perembesan ke dalam tanah, dan pengaliran.

Rawa merupakan tanah bawah yang selalu digenangi oleh air karena kekurangan drainase atau letaknya lebih rendah dari daerah sekitarnya. Di Indonesia rawa terdapat di daerah aliran Sungai Mahakam (Kalimantan), Sungai Memberamo (Irian Jaya), Sungai Komering, dan Sungai Musi (Sumatera).

 

Tipe-tipe Danau dan Rawa

a. Danau

        Tipe-tipe danau antara lain sebagai berikut.

  • Danau vulkanik atau danau kawah, merupakan danau yang terbentuk akibat peristiwa vulkanisme.

        Contoh: Danau Kelimutu di Flores, Danau Segara Anak di NTB, dan Danau             Kawah Kelud di Jawa Timur.

  • Danau tektonik, adalah danau yang terjadi karena peristiwa tektonik.

        Contoh: Danau Poso dan Danau Towuti di Sulawesi, Danau Singkarak di                  Sumatera.

  • Danau tektovulkanik, terjadi karena tenaga tektonik dan vulkanik.

        Contoh: Danau Toba, Danau Ranau, dan Danau Kerinci.

  • Danau karst adalah danau yang terdapat di pegunungan kapur berupa dolina dan uvala, terjadi karena proses pelarutan kimia.
  • Danau glasial adalah danau yang terjadi karena erosi glasial pada zaman es dilluvium.

        Contoh: Danau Michigan, Danau Superior, dan Danau Ontario, semuanya                 terdapat di perbatasan Amerika Serikat dan Kanada.

  • Danau bendungan, terjadi karena terbendungnya aliran sungai oleh lava, akibat letusan gunung api.

        Contoh: Danau Air Tawar di Aceh, Danau Tondano di Sulawesi Utara.

  • Danau buatan, merupakan aliran sungai yang dibendung, disebut juga waduk.

 Contoh: Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri, Jawa Tengah, membendung            Sungai  Bengawan Solo, Waduk Karang Kates (Ir. Sutami) membendung Sungai      Brantas di Jawa Timur, dan Waduk Jatiluhur di Jawa Barat membendung                 Sungai Citarum.











Faktor-faktor penyebab rusaknya danau antara lain sebagai berikut.

1) Terisi endapan hasil erosi sungai yang mengalir ke danau sehingga danau cepat menjadi dangkal.

2) Terjadi penguapan yang lebih besar daripada jumlah air yang mengalir ke dalam danau sehingga airnya menjadi kering.

3) Adanya gerakan tektonik dari dasar danau atau akibat tektonik yang dapat mengubah arah aliran-aliran sungai yang masuk ke dalam danau.

4) Rusaknya tanggul dan pintu air pada danau buatan (waduk) sehingga waduk menjadi jebol.

 Manfaat danau antara lain sebagai berikut.

1) Sebagai pengatur air sehingga tidak terjadi banjir.

2) Sebagai persediaan air yang penting untuk irigasi.

3) Tempat rekreasi dan objek pariwisata.

4) Sebagai sumber tenaga listrik (PLTA).

5) Tempat pemeliharaan ikan air tawar.

6) Sebagai sarana olahraga air.

b. Rawa

Macam-macam rawa antara lain sebagai berikut.

1) Rawa tergenang, yaitu rawa yang airnya selalu tergenang dan dasar rawa merupakan lapisan gambut yang tebal. Air rawa ini tidak dapat digunakan untuk air minum.

2) Rawa pasang surut, yaitu rawa yang airnya dipengaruhi oleh pasang surut air laut.

Manfaat rawa sebagai berikut.

1) Sebagai sumber pembangkit tenaga listrik.

2) Bila rawa dapat mengalami pergantian air maka dapat digunakan untuk lahan persawahan dan perikanan.










   sumber : buku bse kemdikbud RI

                     Google Search engine


0 komentar:

Posting Komentar